Rabu, 16 Mei 2012
mafaat daun encok
Tumbuhan ini berasal dari Sri Lanka, kemudian menyebar ke seluruh kawasan tropik, termasuk Indonesia dan kepulauan Pasifik. Daun encok tumbuh liar di ladang, di tepi saluran air atau ditanam di pekarangan sebagai pagar hidup dan tempat-tempat lainnya sampai setinggi 800 m dpl.
Perdu tahunan yang menaik, berbatang panjang, tinggi 0,6 – 2 m. batang berkayu, bulat licin, beralur, bercabang. Daun tunggal, letak berseling, bertangkai yang panjangnya 1,5-2,5 cm, pangkal tangkai daun agak melebar, memeluk batang.
Daun bulat telur sampai jorong, panjang 5 – 11 cm, lebat 2 – 5 cm, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi beringgit, pertulangan menyirip, warnanya hijau. Bunga majemuk dalam tandan yang keluar di ujung tangkai, kecil-kecil, berambut, berwarna putih. Buah kecil, cokelat. Perbanyakan dengan biji atau setek.
Sifat dan Khasiat
Daun encok bersifat pahit, tonik dan beracun. Berkhasiat untuk menghilangkan bengkak dan penghilang nyeri (analgesik). Untuk kandungan kimianya, daun mengandung plumbagin, 3-3’-biplumbagin, 3-chloroplumbagin, chitranone (3-6’-biplumbagin), dan droserone (2-hydroxy plumbagin).
Zat berkhasiatnya yang bernama plumbagin sangat beracun dan pada pemakaian lokal dapat menyebabkan kerusakan kulit berupa lepuh seperti luka bakar. Bagian yang digunakan adalah akar dan herba.
Daun encok berkhasiat untuk mengobati rematik sendi, memar (lebam), keseleo, nyeri lambung, kurap, dan kanker darah. Cara Pemakaiannya yaitu akar sebanyak 10 – 15g, direbus selama lebih dari 4 jam. Untuk pemakaian luar, daun diremas lalu diletakkan pada bagian tubuh yang kena rematik, sakit pinggang, memar, kurap, kusta, skabies, sakit kepala.
Bila kencing kurang lancar, diletakkan di perut bagian bawah. Saat menggunakan remasan daun ini jangan lebih dari ½ jam agar tidak timbul lepuh seperti luka bakar.
Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian
Pemberian sari akar daun encok dalam alkohol 50% dengan dosis 100 mg/kg bb dan 150 mg/kg bb yang diberikan secara oral pada mencit betina, mempunyai efek antifertilitas dan abortivum (Sariati Sirait, Jurusan Farmasi, FMIPA USU, 1990).
Contoh Pemakaian
- Rematik.
Siapkan segenggam daun segar, dicuci lalu ditumbuk halus. Tambahkan air hangat seperlunya sampai adonan seperti bubur. Gunakan untuk melumas dan menggosok bagian tubuh yang sakit. Lakukan 2 kali sehari.
Siapkan daun segar sebanyak 15 gr lalu dicuci bersih. Tambahkan kapur sirih sebanyak 1 sendok makan. Campuran ini lalu ditumbuk sampai lumat, kemudian dibalurkan ke tempat yang sakit.
- Sakit Kepala.
Siapkan daun encok secukupnya, lalu dipipis. Tambahkan sedikit minyak kelapa sampai menjadi adonan seperti bubur. Letakkan di pelipis dan bagian kepala yang sakit sebagai tapal. Cukup 30 menit supaya tidak terjadi lepuh.
Siapkan daun encok segar, lalu dicuci bersih dan memarkan. Oleskan minyak kelapa lalu layukan di atas api. Tempelkan di belakang telinga.
- Kencing kurang lancar.
Ambil daun sendok secukupnya, tambahkan adas pulosari lalu giling halus. Gosokkan ramuan tersebut di bawah perut bagian bawah, tepat di posisi kandung kencing. Cukup 30 menit agar tidak terjadi lepuh.
- Kanker darah.
Siapkan akar daun encok, biji Livistona chinensis, Hedyotis diffusa (rumput lidah ular) dan Verbana officinalis (verbenae herba/ma bian cao), masing-masing 30g, dan Spica prunellae (xia ku cao/dari tumbuhan Prunella vulgaris L.) 15g.
Akar daun encok direbus terlebih dahulu selama 4 jam dengan air bersih secukupnya. Tambahkan air bila air rebusanya berkurang. Setelah 4 jam, baru bahan obat lain-lainya dimasukkan. Didihkan kembali selama ½ jam. Setelah dingin disaring, dibagi untuk 3 kali minum. Sehari 3 kali, masing-masing 1/3 bagian.
- Kusta, skabies dan kelainan kulit.
Ambil akar daun encok, lalu cuci dan tumbuk sampai halus. Tambahkan sedikit susu dan air sambil diaduk merata sampai menjadi adonan seperti pasta. Oleskan ke bagian tubuh yang sakit.
Peringatan
Perempuan hamil dilarang menggunakan ramuan daun encok. Bila timbul keracunan pada kulit, cepat cuci dengan asam borat (boric acid). Daun hanya digunakan untuk pemakainan luar dan dibatasi selama ½ jam. Terlalu lama menyebabkan timbulnya lepuh seperti luka bakar.
Label:
tanaman obat
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas komentar nya